Jumat, 16 Oktober 2015

Penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan



1.    Pengetahuan (Knowledge)
       Menurut pendapat Gordon (1994 : 57) pengertian pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. Nadler (1986 : 62) berpendapat pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
       Dalam pengertian lain pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Para ahli filsafat masih terus memperdebatkan definisi Pengetahuan, terutama karena rumusan Pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”).
      Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat tumbuhan temulawak untuk mengobati penyakit hepatitis B.
       Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui atau dipahami seseorang secara subjektif yang diperoleh dari pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi. Pengetahuan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah ini tidak perlu dikaji ulang kebenarannya sedangkan pengetahuan pra-ilmiah ini perlu diuji lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.

2.    Ilmu Pengetahuan (Science)

      Menurut UU No 18 tahun 2002, Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan  dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk  menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala memasyarakatan tertentu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yg disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
     Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya  adalah :
•    Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
•    Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
•    Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
•    Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
•    Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika …. maka “.
•    Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
      Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya. Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a.    Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin.
b.    Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji
c.    Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian.
d.    Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian.
e.    Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan.
f.    Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan.
g.    Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi.
h.    Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan baru.
      Jadi pada intinya ilmu pengetahuan (science) ialah hasil pengolahan kembali pengetahuan (knowledge) melalui pengujian menggunakan metode ilmiah yang didukung oleh sekumpulan bukti dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Sehingga agar pengetahuan menjadi ilmu perlu dilakukan pengujian ilmiah terlebih dahulu.
      Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:
a.    Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.
b.    Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.
c.    Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.

http://pou-pout.blogspot.co.id/2012/03/makalah-ilmu-pengetahuan-dan-penelitian.html

0 komentar:

Posting Komentar